Cari Blog Ini

Jumat, 26 November 2010

it's must be this November rain

mengapa selalu mempersalahkan hujan? apakah karna dia datang tak tepat waktu, atau karna kau takut akan terbentuk motif-motif pulkadot baru di baju putih bersihmu?
aku tak tahu, tak menyadari mungkin lebih tepat, sejak kapan aku selalu menunggu kapan hujan akan turun.
mungkin juga sejak saat itu. sore hari di bulan November. aku tak ingin menunggu musim hujan. lelah menanti November, sang hujan juga tak akan muncul. dan Juli dengan cepat datang dengan matahari menyengat.

hujan hari ini tampaknya akan menjadi stimulus khayalan yang bagus. rintiknya kecil dan cepat, namun sekedar bunyi 'celetok', aku tak mendengarnya. halus. namun nyatanya, sudah cukup membuatku basah kuyup di sore ini.

memori otakku dengan cepat berputar, desingnya menyatukan kembali kepingan-kepingan masa lalu yang telah tertindih karna tampaknya terlalu banyak yang harus kuingat sehingga tak ada lagi tempat kosong di otakku.
yaa. aku teringat bagaimana kita menyusuri jalanan itu dengan satu tangan bergenggam dan satu tangan yang lain terangkat ke atas menahan rintik hujan agar baju kita tidak basah.
dengan setengah berlari, cepat2 kita berjalan agar tak tertinggal angkutan terakhir menuju rumahku yang jauh dari perkotaan.

aku suka hujan. tapi aku tak suka becek dan kotor. dan kamu, dengan sigap menarikku tepat saat aku akan menginjaknya. aku masih ingat jelas, jalanan pasar itu memang tak pernah bersih, bahkan pasarnya pun tak pernah lelang. di kanan-kiriku masih terdengar nyaring teriakan penjual yang berusaha menghabiskan dagangannya hari ini. tampaknya matahari, yang tersembul2 sedikit diantara awan hitam dan hujan, sudah hampir tenggelam tampaknya tak terhiraukan oleh mereka.

aku bingung. tapi kamu masih disana, bersamaku. menyeretku secepatnya masuk ke dalam angkutan. memastikan aku duduk dengan baik di dalam dan tak terkena hujan.
aku pulang. aku telah di rumah, dan aku akan istirahat. aku tahu sayang betapa gelisahmu menanti kabarku. dan aku tak akan suka membiarkan mu menanti, karna itu juga membuatku gelisah.

hujan, mengingatkan aku. betapa aku harus bersyukur kepada Tuhan,memilikimu.
tapi hujan, hujan juga memudarkan sedikit demi sedikit kenanganku tentangmu. aku bersyukur. karna mengingatmu ternyata menyakitkan. sangat. dan sangat.

November tahun pertama lewat.
tahun kedua.
tahun ketiga. keempat.kelima.

ya. aku telah betul-betul lupa sebenarnya. lama, aku tak bertemu denganmu, sengaja lebih tapatnya, untuk berusaha tak bertemu denganmu.
lagi-lagi hujan. haruskah selalu hujan yang mempertemukan kita?
tak perlu memastikan dengan kacamata minus 3 ku, sosokmu sangat-sangat jelas terlihat walau hanya dari belakang.
"hai, lama tak jumpa" atau
"hai, bagaimana kabarmu sekarang"
"hai, ngapain disini"
seribu pertanyaan dengan cepat berputar di otakku. aku ingin menyapamu. mulutku baru saja akan terbuka. tanganku sudah setengah berayun.
dan. hahahahahah. kuurungkan niatku. siapa kah perempuan hitam manis yang berjalan disebelahmu itu?

ahhh.
tampaknya sudah jelas. dari belakang, aku melihat kau tersenyum lebar kepadanya. tampak kalian sangat bahagia.
apakah menyakitkan hatiku melihat fenomena alam ini? fenomena alam.haha. berlebihan. tapi memang aku lebih suka menganggapmu seperti itu.fenomena alam yang identik dengan bencana.

kembali. menyakitkankah melihatmu? sepertinya tidak seperti itu. dan sepertinya aku lupa bagaimana itu sakit. hujankah yang membantuku?
bibirku tersungging sedikit. kemudian melebar, tak kusadari. bahagia untukmu sayang.

tahun keenam setelah saat itu..
-tak pernah se bahagia ini ditemani rintik-rintik hujan yang lembut-

Makassar, 22 November2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar