Cari Blog Ini

Senin, 19 September 2011

secret admirer?????

memperhatikan dengan diam-diam???
ahh..masih bisakah disebut diam-diam kalau kau masih bertanya kepada orang-orang terdekatnya..apa yang dia lakukan, dia dimana, sedang apa, sama siapa..dan pertanyaan retoris bla..bla..bla..lainnya

mendoakan dengan diam-diam???
ahhh, apa bisa dibilang juga begitu..kalau kau masih menulis sebaris-dua baris doa buatnya di akun jejaring sosial mu, dan dengan mudah saja orang menebak doa itu tertuju untuk siapa
yahh, walaupun kau tak menulis namanya.. atau istilah kerennya #nomention Hahahahha :D

menguntitnya diam-diam???
bagaimana juga bisa dibilang menguntit diam-diam..kalau kerjamu sehari-hari jadi backstabber sejati, hafal berapa tweetnya per hari, atau status-statusnya

kau tahu, semua yang didiamkan itu bakal busuk
baguslah kalau busuk di luar, masalahnya ini bakal busuk di otak dan di hati kawan
jadi tolong paham lah, kalau aku serta merta
kangen bilang kangen, marah bilang marah, jengkel ya bilang jengkel
hidup ini sudah rumit, jadi masalah yang ini jangan diperumit lagi!!!!
jadi aku tak mau kalau cuma sekedar secret admirer!!!
aku mau kamu tahu ;)

-menyindir diri sendiri :D-

Sabtu, 10 September 2011

Aku


Aku sadar
Aku sadar kalau hari-hari terakhir ini adalah hari-hari terberat yang pernah aku jalani selama kurang lebih 21 tahun aku menghirup oksigen tiap harinya
Bukan tak ikhlas, hanya saja ini terlalu sulit
Dan jujur saja aku tak siap dan tak pernah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.
Disinilah poinnya. Poin kesalahan fatal yang telah kubuat
Ya betul. Takdir Tuhan. Siapa yang bisa mengalahinya?
Bahkan dengan rencana dan jalan yang aku rasa terbaik, pun tak bisa melawan-Nya
Jika kau tahu rasanya kawan, ketika selama ini hidupmu selalu teratur dan terencana,
Lari kencang seperti mobil yang melewati jalan bebas hambatan,
Dan tiba-tiba di depanmu ada jurang besar tanpa kau bisa menahan lajumu
Lalu kau jatuh ke dalam, jatuh sedalam-dalamnya
Sakit sekali rasanya, lebih sakit dari sakit hati
Dan pahit sekali rasanya, lebih pahit dari kopi tanpa gula

Aku tahu
Aku tahu hal ini bukan akhirku
Aku mungkin masih bisa merangkak sejengkal demi sejengkal
Yang entah butuh berapa lama untuk kembali ke jalurku
Yang entah apakah keadaannya nanti masih sama seperti ketika kutinggalkan
Yang entah. Yang entah. Yang entah. Bahkan berharap saja aku tak berani

Aku terpuruk
Aku terpuruk entah sedalam apa
Entah sedalam palung
Atau hanya sedalam selokan, namun aku dapat merangkak keluar

Aku butuh
Aku butuh yang aku sendiri tak tahu apa yang kubutuhkan saat ini
Tragis!! Dan menyedihkan!!

-Makassar, 10092011-