yup!!!!
hampir setahun sudah sy nulis di blog ini...yahh walaupun masih dibilang jarang, tapi saya akan berusaha untuk lebih aktif lagi menulis dan memperbaiki blog ini agar nyaman bagi saya dan teman-teman sekalian..
sengaja, saya tidak ingin membatasi tema tulisan saya karena blog ini sendiri mencerminkan diri saya dan pikiran saya.. bisa dilihat sendiri dari tulisan saya, pikiran saya memang suka lompat-lompat dan tidak terlalu suka terpaku pada satu pola..
namun kali ini saya lebih akan menulis tentang kehidupan keluarga saya yang menurut saya menarik untuk dibagi ceritanya..
jadi, edisi selanjutnya..saya akan bercerita tentang hebatnya My Super Mom...
semoga cepat selesai dan bisa diuplod...
Cari Blog Ini
Sabtu, 08 Oktober 2011
Meira Hikmawati
Aku dan Meira |
Panggilan rumahnya Ira, sedang panggilan akrab temannya adalah Meira. Lahir tiga tahun setelah saya, tepatnya tanggal 1 Mei 1993. Gadis manis berusia 18 tahun ini adalah adikku yang saat ini baru saja menyelesaikan pendidikannya di Pondok Modern Gontor di Ngawi. Suatu kebanggaan besar bagi orangtua, saya, dan adik-adik saya ketika dia memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Gontor yang merupakan pondok pesantren modern dengan nama yang sangat terkenal dan prestisius di Indonesia. Masuk pondok Gontor sejak lulus SD dengan waktu pendidikan kurang lebih 7 tahun, maka hampir semua masa remajanya dihabiskan disana. Kami masih ingat ketika pertama kali mengantarnya, dia masih anak perempuan kecil yang polos dan lucu, namun bulan lalu, ketika dia kembali ke rumah kami, dia sudah berubah menjelma menjadi gadis remaja cantik dengan tinggi semampai dan kulit putih bersih.
Tidak ada yang memaksa dia ketika memutuskan untuk malanjutkan studinya di Gontor, bahkan orang tua saya sekalipun. Hal ini tentunya membuatku kagum pada Ira karena di usia semuda itu dia sudah berani untuk memutuskan tinggal terpisah dari orang tua kami yang tentunya dia tahu bahwa ini bukan satu atau dua tahun saja, tapi tujuh tahun!! Dan tentunya ini bukan perkara mudah bagi ibu saya untuk berpisah dengan Ira selama itu, berkali-kali ditanya untuk memikirkan kembali keputusannya dan berkali-kali pula jawabannya mantap untuk mondok.
Ira lah yang mengubah pandangan saya tentang anak pondokan yang katrok dan hanya melulu belajar tentang agama yang sukanya negur sana-sini merasa yang paling pintar agama. Meskipun dari pondok,tapi dia lebih modis dari saya, lebih memperhatikan masalah kecantikan dan dia lebih hobi ke salon daripada saya. Dia juga pintar berbahasa Inggris dan Arab secara aktif dan pasif (kewajiban santri Gontor).
Saat ini dia sedang giat-giatnya belajar karena akan mengikuti ujian SNMPTN (semoga masih ini namanya) tahun depan. Di tempat bimbingan belajarnya dia direkomendasikan masuk kelas IPA, namun saya menganjurkan agar masuk IPS saja. Karena dia ingin masuk di jurusan Komunikasi atau di jurusan Ekonomi (dua-duanya adalah cita-cita saya yang tak terwujud)di Universitas Airlangga menurutku lebih efektif langsung ke kelas IPS saja. Ya, dia bercita-cita menjadi pembawa berita atau wartawan, cita-cita yang sangat sesuai buat dia.
Senin, 19 September 2011
secret admirer?????
memperhatikan dengan diam-diam???
ahh..masih bisakah disebut diam-diam kalau kau masih bertanya kepada orang-orang terdekatnya..apa yang dia lakukan, dia dimana, sedang apa, sama siapa..dan pertanyaan retoris bla..bla..bla..lainnya
mendoakan dengan diam-diam???
ahhh, apa bisa dibilang juga begitu..kalau kau masih menulis sebaris-dua baris doa buatnya di akun jejaring sosial mu, dan dengan mudah saja orang menebak doa itu tertuju untuk siapa
yahh, walaupun kau tak menulis namanya.. atau istilah kerennya #nomention Hahahahha :D
menguntitnya diam-diam???
bagaimana juga bisa dibilang menguntit diam-diam..kalau kerjamu sehari-hari jadi backstabber sejati, hafal berapa tweetnya per hari, atau status-statusnya
kau tahu, semua yang didiamkan itu bakal busuk
baguslah kalau busuk di luar, masalahnya ini bakal busuk di otak dan di hati kawan
jadi tolong paham lah, kalau aku serta merta
kangen bilang kangen, marah bilang marah, jengkel ya bilang jengkel
hidup ini sudah rumit, jadi masalah yang ini jangan diperumit lagi!!!!
jadi aku tak mau kalau cuma sekedar secret admirer!!!
aku mau kamu tahu ;)
-menyindir diri sendiri :D-
ahh..masih bisakah disebut diam-diam kalau kau masih bertanya kepada orang-orang terdekatnya..apa yang dia lakukan, dia dimana, sedang apa, sama siapa..dan pertanyaan retoris bla..bla..bla..lainnya
mendoakan dengan diam-diam???
ahhh, apa bisa dibilang juga begitu..kalau kau masih menulis sebaris-dua baris doa buatnya di akun jejaring sosial mu, dan dengan mudah saja orang menebak doa itu tertuju untuk siapa
yahh, walaupun kau tak menulis namanya.. atau istilah kerennya #nomention Hahahahha :D
menguntitnya diam-diam???
bagaimana juga bisa dibilang menguntit diam-diam..kalau kerjamu sehari-hari jadi backstabber sejati, hafal berapa tweetnya per hari, atau status-statusnya
kau tahu, semua yang didiamkan itu bakal busuk
baguslah kalau busuk di luar, masalahnya ini bakal busuk di otak dan di hati kawan
jadi tolong paham lah, kalau aku serta merta
kangen bilang kangen, marah bilang marah, jengkel ya bilang jengkel
hidup ini sudah rumit, jadi masalah yang ini jangan diperumit lagi!!!!
jadi aku tak mau kalau cuma sekedar secret admirer!!!
aku mau kamu tahu ;)
-menyindir diri sendiri :D-
Sabtu, 10 September 2011
Aku
Aku sadar
Aku sadar kalau hari-hari terakhir ini adalah hari-hari terberat yang pernah aku jalani selama kurang lebih 21 tahun aku menghirup oksigen tiap harinya
Bukan tak ikhlas, hanya saja ini terlalu sulit
Dan jujur saja aku tak siap dan tak pernah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.
Disinilah poinnya. Poin kesalahan fatal yang telah kubuat
Ya betul. Takdir Tuhan. Siapa yang bisa mengalahinya?
Bahkan dengan rencana dan jalan yang aku rasa terbaik, pun tak bisa melawan-Nya
Jika kau tahu rasanya kawan, ketika selama ini hidupmu selalu teratur dan terencana,
Lari kencang seperti mobil yang melewati jalan bebas hambatan,
Dan tiba-tiba di depanmu ada jurang besar tanpa kau bisa menahan lajumu
Lalu kau jatuh ke dalam, jatuh sedalam-dalamnya
Sakit sekali rasanya, lebih sakit dari sakit hati
Dan pahit sekali rasanya, lebih pahit dari kopi tanpa gula
Aku tahu
Aku tahu hal ini bukan akhirku
Aku mungkin masih bisa merangkak sejengkal demi sejengkal
Yang entah butuh berapa lama untuk kembali ke jalurku
Yang entah apakah keadaannya nanti masih sama seperti ketika kutinggalkan
Yang entah. Yang entah. Yang entah. Bahkan berharap saja aku tak berani
Aku terpuruk
Aku terpuruk entah sedalam apa
Entah sedalam palung
Atau hanya sedalam selokan, namun aku dapat merangkak keluar
Aku butuh
Aku butuh yang aku sendiri tak tahu apa yang kubutuhkan saat ini
Tragis!! Dan menyedihkan!!
-Makassar, 10092011-
Sabtu, 07 Mei 2011
Ingin Sederhana
aku hanya ingin yang sederhana Tuhan
karna Kau lah yang paling tahu
aku diciptakan dengan keterbatasan berpikir
karna aku sadar otakku sempit
dan aku tak ingin kesempitannya harus dijejali
oleh sakit hati yang meradang menahun
dan semoga hatiku tak sesempit otakku
aku tak ingin sesuatu yang rumit
karna sungguh, otakku tak tahan dengan kompleksitas
meski hati selalu bersikeras
aku juga tak ingin ini itu
yang membuatku tak pernah bisa bersyukur pada-Mu
aku hanya ingin yang sederhana Tuhan
berikan aku seseorang yang
setiap malam, ucapan selamat tidurnya selalu berbeda
yang setiap hari, selalu punya cara membuatku tertawa
yang setiap detik, membuatku istimewa
sungguh, aku hanya ingin yang sederhana Tuhan
Makassar, 08 Mei 2011 12:11
karna Kau lah yang paling tahu
aku diciptakan dengan keterbatasan berpikir
karna aku sadar otakku sempit
dan aku tak ingin kesempitannya harus dijejali
oleh sakit hati yang meradang menahun
dan semoga hatiku tak sesempit otakku
aku tak ingin sesuatu yang rumit
karna sungguh, otakku tak tahan dengan kompleksitas
meski hati selalu bersikeras
aku juga tak ingin ini itu
yang membuatku tak pernah bisa bersyukur pada-Mu
aku hanya ingin yang sederhana Tuhan
berikan aku seseorang yang
setiap malam, ucapan selamat tidurnya selalu berbeda
yang setiap hari, selalu punya cara membuatku tertawa
yang setiap detik, membuatku istimewa
sungguh, aku hanya ingin yang sederhana Tuhan
Makassar, 08 Mei 2011 12:11
Kamis, 21 April 2011
Jika Sang Tuan Saja Tak Tetap
beranikah kamu mempersalahkan hati,
jika sang tuan saja tak tetap?
oh, apakah kau menuduhku?tidak.sama sekali tidak. aku mempercayaimu. sangat.
lalu kenapa kau mengatakan aku tak tetap?
bukan. bukan itu maksudku.
kau pasti salah mengerti
aku selalu percaya kau orang paling setia yang pernah kutemui
tak tetap bukan berarti tak setia kan?
kali ini kau harus setuju denganku
aku ingin kau tak menetapkan hatimu untuknya, karena dia sendiri toh tak menetapkan hatinya untukmu
ikutlah bersamaku, dan akan kutunjukkan arti kesetiaan
terdiam dalam kebingungan yang teramat sangat
jika sang tuan saja tak tetap
-Makassar 22 April 2011-
jika sang tuan saja tak tetap?
oh, apakah kau menuduhku?tidak.sama sekali tidak. aku mempercayaimu. sangat.
lalu kenapa kau mengatakan aku tak tetap?
bukan. bukan itu maksudku.
kau pasti salah mengerti
aku selalu percaya kau orang paling setia yang pernah kutemui
tak tetap bukan berarti tak setia kan?
kali ini kau harus setuju denganku
aku ingin kau tak menetapkan hatimu untuknya, karena dia sendiri toh tak menetapkan hatinya untukmu
ikutlah bersamaku, dan akan kutunjukkan arti kesetiaan
terdiam dalam kebingungan yang teramat sangat
jika sang tuan saja tak tetap
-Makassar 22 April 2011-
Langganan:
Postingan (Atom)